LAPORAN
MINGGUAN PRAKTIKUM BOTANI
“Morfologi Daun”
Oleh:
SURYANINGSIH
NIM.
D1B118044
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2018
BAB
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Morfologi tumbuhan merupakan ilmu yang mempelajari bentuk fisik dan struktur tubuh dari tumbuhan, morfologi berasal dari bahasa latin yaitu
morphus yang berarti wujud atau bentuk, dan logos yang
berarti ilmu. Morfologi tumbuhan berguna untuk mengidentifikasi tumbuhan secara
visual, dengan begitu keragaman
tumbuhan yang sangat besar dapat dikenali dan diklasifikasikan serta diberi nama yang tepat
untuk setiap kelompok yang terbentuk. Definisi dari morfologi tumbuhan
adalah studi tentang perkembangan bentuk, dan struktur tumbuhan, yang
berimplikasi upaya untuk menginterpretasi berdasarkan kesamaan asal dan tujuan.
Fokus dari morfologi tumbuhan adalah bentuk dan susunan luar tubuh tumbuhan
pada tumbuhan yang telah terdiferensiasi yang termasuk dalam kelompok kormus (Cormophyta). Secara morfologi tumbuhan terdiri atas tiga
organ utama yaitu akar, batang dan daun.
Daun adalah organ yang sangat penting bagi
tumbuhan dalam menjelaskan berbagai proses fisiologi dan biokimia untuk
memproduksi biomassa sebagai sumber energi bagi organisme lainnya termasuk
manusia. Secara umum, daun berwarna hijau karena mengandung klorofil
sebagaimana fungsinya yaitu sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis.
Setiap tumbuhan memiliki ciri-ciri dan
karakteristik daun masing-masing sehingga membedakannya dengan tumbuhan lain.
Berdasarkan sifatnya, daun dapat dibedakan atas daun lengkap dan daun tidak
lengkap. Daun lengkap memiliki empat komponen utama yaitu pelepah daun (vagina),
tangkai daun (petiolus), helai daun (lamina) dan pertulangan daun (venation). Sedangkan daun tidak lengkap
adalah daun yang tidak memiliki salah satu dari empat komponen tersebut.
Tumbuhan yang memiliki daun lengkap sangat sedikit jumlahnya. Kebanyakan daun
hanya terdiri atas: daun bertangkai yaitu hanya memiliki tangkai daun, helaian
daun dan pertulangan daun, daun berupih hanya memiliki upih, helaian dan
pertulangan daun, daun duduk hanya terdiri atas helaian dan pertulangan daun, daun
tangkai, terdiri atas tangkai daun yang pipih seperti helaian daun.
Daun memiliki bentuk yang berbeda-beda yaitu dapat berbentuk bulat,
membulat, segi tiga, delta, memanjang dan garis dengan tepi daun yang bedbeda
pula ada bergerigi, berombak, rata dan beringgit. Demikian halnya dengan
pangkal daun, permukaan heaian daun memiliki tipe yang beragam diantara spesies
tumbuhan. Berdasarkan kejadiannya maka daun dibedakan atas daun tunggal dan
daun majemuk. Daun tuggal adalah daun yang setiap tangkai daun hanya terdiri
atas helaian daun, sedangkan daun majemuk apabila lebih dari satu helaian daun.
Daun majemuk dapat berupa daun majemuk menyirip (genap, gasal, berpasangan,
berselang seling dan beranak daun), daun majemuk menjari (beranak daun 1, 2,
3, 5, dan 7), daun majemuk bangun kaki dan daun majemuk campuran.
Berdasarkan
uraian diatas, maka perlu dilakukan praktikum tentang morfologi daun guna
mengetahui tipe daun dan susunan daun dari berbagai macam jenis daun yang
berbeda.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dilakukannya praktikum ini agar memberi pengalaman kepada
praktikan dalam melakukan pengamatan terhadap berbagai macam tipe daun tunggal
dan daun majemuk dan memberi kemampuan kepada praktikan untuk mendeskripsikan
bermacam tipe daun tunggal dan majemuk serta mengenal bsusunan daun majemuk dan
bermacam duduk daun.
Kegunaan
dilakukannya praktikum ini untuk dapat mengetahui berbagai macam tipe daun
tunggal dan duan majemuk dan praktikan mampu mendeskripsikan berbagai macam
tipe daun tunggal dan daun majemuk serta
dapat mengenali susunan daun majemuk serta berbagai macam daun majemuk.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Morfologi tumbuhan merupakan
ilmu yang mempelajari bentuk fisik dan
struktur tubuh dari tumbuhan, morfologi berasal dari bahasa latin
morphus yang berarti wujud atau bentuk. Untuk mengidentifikasi spesies
tumbuhan, salah satu faktor yang dapat dijadikan sebagai rujukan yaitu kesamaan
bentuk morfologi yang dimiliki antara satu spesies dengan spesies lainnya. Pada
tumbuhan yang sama jenisnya perbedaan bentuk dan ukuran daun antara
tumbuhan muda dan tumbuhan dewasa juga penting, sebab morfologi tumbuhan yang masih
muda memiliki bentuk morfologi yang berbeda dengan tumbuhan dewasa. Hal ini
dikarenakan tumbuhan muda pertumbuhan dan perkembangan baik struktur morfologi
maupun anatomi belum berkembang secara lengkap (Sarjani dkk, 2017).
Daun
adalah organ yang sangat penting bagi tumbuhan karena merupakan aparatus yang
berperan dalam berbagai proses fisiologi dan biokimia bagi kelangsungan hidup
tumbuhan (Moekti, 2009).
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang
tumbuh dari batang, umumnya berwarna hijau (mengandung klorofil) dan
terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahari melalui
fotosintesis. Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam
melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, ia
harus memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya
menjadi energi kimia (Rinny, 2010).
Daun sempurna tersusun dari tiga bagian pelepah,
tangkai dan helai daun. Pelepah daun mendudukkan daun pada batang. Tangkai daun
menghubungkan pelepah atau batang dengan helai daun. Helai daun merupakan
bagian terpenting dari kebanyakan daun karena di sinilah fungsi utama daun
sebagai organ fotosintetik paling dominan bekerja. Bentuk helai daun sangat
beragam, namun biasanya berupa helaian, bisa tipis atau tebal. Gambaran dua
dimensi daun digunakan sebagai pembeda bagi bentuk-bentuk daun. Bentuk dasar
daun membulat, dengan variasi cuping menjari atau menjadi elips dan memanjang.
Bentuk ekstremnya bisa meruncing panjang. Perhiasan daun bermacam-macam.
Permukaan daun dapat ditumbuhi oleh rambut-rambut kecil. Di antara pangkal daun
atau tangkai daun seringkali dihiasi dengan daun penumpu (Marsha, 2010).
Bentuk daun pada dasarnya dinyatakan berdasarkan bentuk dari helaianya tanpa dipengaruhi oleh ada tidaknya torehan pada tepi daun. Istilah menyatakan
bentuk daun tersebut biasanya digunakan kata yang umum untuk menyatakanbentuk suatu benda. Selain bentuk helain daun, apeks dan pangkal daun juga memperlihatkan bentuk yang beranekaragam (Kusdianti, 2013).
Daun
tumbuhan memiliki bentuk dan ukuran yang bervariasi, mulai dari yang berbentuk
duri kecil pada kaktus hingga yang berbentuk lebar pada palm. Sekalipun bentuk
dan ukuran daun tampak bervariasi, pada dasarnya daun terdiri dari tiga bagian,
yaitu bagian basal yang berkembang menjadi pelepah (vagina), tangkai daun
(petiolus) dan helaian daun (lamina). Daun yang memiliki ketiga bagian tersebut
dinamakan daun lengkap. Pada sebagian besar tumbuhan, daun hanya terdiri dari
satu atau dua bagian saja, yakni helai daun saja, tangkai dan helai daun,
pelepah dan helai daun, atau tangkai daun saja. Daun-daun yang demikian dinamakan
sebagai daun tak lengkap (Latifa, 2015).
Tulang-tulang
daun adalah bagian daun yang berfungsi untuk member kekuatan pada daun atau
sebagai penguat dan jalan untuk pengangkutan zat-zat. Menurut besar kecilnya
tulang-tulang daun dibedakan dalam tiga macam, yaitu: ibu tulang daun (costa),
tulang-tulang cabang (nervus lateratis), dan urat-urat daun (vena).
Berdasarkan arah tulang-tulang daun cabang yang besar pada helaian daun, dapat
dibedakan beberapa macam susunan tulang daun dan berdasarkan susunan tulangnya
dapat dibedakan menjadi empat golongan, yaitu daun-daun yang bertulang menyirip
(pennanervis), daun-daun yang tertulang menjari (palminervis),
daun-daun yang bertulang melengkung (cervinervis), dan daun- daun yang
bertulang sejajar atau bertulang lurus (rectivernis) (Buckman, 2010).
Morfologi
daun tipis dengan permukaan daun licin menglikap, tepi daun bergelombang dan
jumlah stomata yang banyak pada daun tanaman pohon Flacourtia inermis Roxb, ciri
spesifik yang dijumpai pada tanaman ini yaitu dapat berpotensi dalam mengurangi
polusi di udara seperti CO2 dan polusi debu (Tambaru, 2015).
BAB 3 METODE PRAKTIKUM
3.1 Tempat dan Waktu
Kegiatan pratikum ini dilaksankan di
Laboratorium Agroteknologi Unit Agronomi Fakultas Universitas Halu Oleo, pada
hari Selasa, 23 Oktober 2018 pukul 08.00 WITA sampai selesai.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan
yang digunakan dalam praktikum ini adalah daun tunggal yang terdiri dari daun
pisang (Musa paradisiaca L.), daun kembang sepatu (Hibicus rosa-sinensis L.), daun kapuk randu ( Ceiba petandra Gaertz.), daun jambu biji
(Psidium guajava L.), daun sirih (Piper nigrum L.), daun terung (Solanum mongolena L.), daun keluwi (Artocorpus communis) dan daun jarak ( Ricinus communis L.). Daun majemuk
yang terdiri dari daun belimbing wuluh (Averchoa
bilimbi), daun sikejut (Mimosa pudica
L.), daun kelor (Moringa oliefera
Lamk.) dan daun asam (Tamarindus indica
L.).
Alat yang digunakan adalah kertas
HVS ukuran A4, pensil, penghapus dan pulpen.
3.3 Prosedur Kerja
Prosedur
kerja pada pengamatan daun tunggal dan daun majemuk sebagai berikut:
1.
Menulis nama bahan dan nama familinya
2.
Menggambar bagian-bagian daun lengkap dan daun tidak lengkap
dengan keterangan-keterangan bahasa Indonesia dan bahasa latin: upih daun, tangkai daun,
helai daun dan lidah daun.
3. Menggambar daun dari tiap-tiap bahan
dan sebutkan :
-
Bangun daun (Circumoriptio) antar lain: bulat,
perisai, jorong, bulat memanjang, lancet, bulat telur, segitiga, delta dan lain-lain. Ujung daun (Apex) yaitu: runcing, tumpul, membulat
terbelah, meruncing dan lain-lain.
-
Pangkal daun (Basis) yaitu: runcing, tumpul, membulat,
rompang dan lain-lain.Tulang daun (Nervus)
atau pertualangan daun (Nervati)
yaitu: bertulang, menyirip, bertulang menjari, bertulang melengkung dan
sejajar.
-
Tepi daun (Margo) yaitu: rata, bergerigi, berombak,
berlekuk menyerip dan lain-lain. Daging daun (Intervenium) yaitu: tipis seperti selaput,
seperti kertas,tipis lunak, berdaging dan lain-lain. Permukaan
helaian daun yaitu: licin, berkerut, mengkilat dan lain-lain.
BAB
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Adapun hasil
pengamatan pada praktikum ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel
1.1 : Pengamatan tipe dan bentuk daun tunggal
No
|
Nama Tanaman
|
Gambar
|
Keterangan
|
1.
|
Daun pisang
(Musa paradisiaca L.)
|
1.
Pelepah
daun
2.
Tangkai
daun
3.
Pangkal
daun
4.
Helai
daun
5.
Tepi
daun
6.
Tulang
daun
7.
Ujung
daun
8.
Pertulangan
daun
|
|
2.
|
Daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis
L.)
|
1.
Upih
2.
Tangkai
daun
3.
Pangkal
daun
4.
Helai
daun
5.
Tepi
daun
6.
Tulang
daun
7.
Ujung
daun
8.
Pertulangan
daun
|
|
3.
|
Daun kapuk randu
(Ceiba patandra Gaertz.)
|
1.
Upih
2.
Tangkai
daun
3.
Pangkal
daun
4.
Helai
daun
5.
Tepi
daun
6.
Tulang
daun
7.
Ujung
daun
8.
Pertulangan
daun
|
|
4.
|
Daun jambu biji
(Psidium guajava L.)
|
1.
Upih
2.
Tangkai
daun
3.
Pangkal
daun
4.
Helai
daun
5.
Tepi
daun
6.
Tulang
daun
7.
Ujung
daun
8.
Pertulangan
daun
|
|
5.
|
Daun sirih
(Piper nigrum L.)
|
1.
Upih
2.
Tangkai
daun
3.
Pangkal
daun
4.
Helai
daun
5.
Tepi
daun
6.
Tulang
daun
7.
Ujung
daun
8.
Pertulangan
daun
|
|
6.
|
Daun terung
(Solanum melongena L.)
|
1.
Upih
2.
Tangkai
daun
3.
Pangkal
daun
4.
Helai
daun
5.
Tepi
daun
6.
Tulang
daun
7.
Ujung
daun
8.
Pertulangan
daun
|
|
7.
|
Daun Kluwih
(Arthocarpus communis)
|
1.
Upih
2.
Tangkai
daun
3.
Pangkal
daun
4.
Helai
daun
5.
Tepi
daun
6.
Tulang
daun
7.
Ujung
daun
8.
Pertulangan
daun
|
|
8.
|
Daun jarak
(Ricinus communis)
|
1.
Upih
2.
Tangkai
daun
3.
Pangkal
daun
4.
Helai
daun
5.
Tepi
daun
6.
Tulang
daun
7.
Ujung
daun
8.Pertulangan daun
|
Tabel 1.2 : Pengamatan tipe dan
bentuk daun majemuk
No
|
Nama Tanaman
|
Gambar
|
Keterangan
|
1.
|
Daun belimbing wuluh
(Avercoa bilimbi)
|
1.
Upih
2.
Tangkai
daun
3.
Pangkal
daun
4.
Helai
daun
5.
Tepi
daun
6.
Ibu
tulang daun
7.
Anak
tulang daun
8.
Ujung
daun
|
|
2.
|
Daun sikejut
(Mimosa pudica)
|
1.
Upih
2.
Tangkai
daun
3.
Pangkal
daun
4.
Helai
daun
5.
Tepi
daun
6.
Ibu
tulang daun
7.
Anak
tulang daun
8.
Ujung
daun
|
|
3.
|
Daun kelor
(Moringa oleifera Lamk.)
|
1.
Upih
2.
Tangkai
daun
3.
Pangkal
daun
4.
Helai
daun
5.
Tepi
daun
6.
Ibu
tulang daun
7.
Anak
tulang daun
8.
Ujung
daun
|
|
4.
|
Daun asam
(Tomarindus Indica L.)
|
1.
Upih
2.
Tangkai
daun
3.
Pangkal
daun
4.
Helai
daun
5.
Tepi
daun
6.
Ibu
tulang daun
7.
Anak
tulang daun
8.
Ujung
daun
|
1.2 Pembahasan
Definisi dari morfologi tumbuhan adalah studi
tentang perkembangan bentuk, dan struktur tumbuhan, yang berimplikasi upaya
untuk menginterpretasi berdasarkan kesamaan asal dan tujuan. Fokus dari morfologi
tumbuhan adalah bentuk dan susunan luar tubuh tumbuhan pada tumbuhan yang telah
terdiferensiasi yang termasuk dalam kelompok kormus (Cormophyta). Secara morfologi tumbuhan terdiri atas tiga
organ utama yaitu akar, batang dan daun.
Bentuk daun beraneka ragam sehingga
sering digunakan untuk mengenali jenis tumbuhan. Bentuk umum daun ditentukan
berdasarkan letak bagian daun yang terlebar, perbandingan lebar dengan panjang
helai daun dan pertemuan antara helai daun dengan tangkai daun, bentuk pangkal,
ujung dan tepi daun. Keragaman daun juga dapat dilihat pada susunan pertulangan
daun, ketebalan helai daun dan warna serta bagian permukaannya.
Dalam satu struktur daun terdiri
dari satu pelepah daun, satu tangkai daun dan satu helaian daun. Pada keadaan
lain, setangkai daun tidak memiliki satu buah helaian daun, tetapi memiliki
jumlah helaian lebih dari satu. Struktur seperti ini dikenal sebagai daun
majemuk (folium compositum). Daun majemuk merupakan modifikasi dari daun
tunggal, dimana dalam setiap satu tangkai daun terdiri dari beberapa daun yang
disebut anak daun.
Perbedaan antara daun majemuk dan
daun tunggal yaitu daun tunggal(folium
simplex) yaitu dimana pada tangkai daun (petiolus) hanya terdapat satu helaian daun (lamina) saja. Daun majemuk (folium
kompositum) yaitu dimana pada tangkai daun (petiolus) terdapat
cabang-cabang yang memiliki helaian daun (lamina), sehingga dalam satu batang
terdapat lebih dari satu helaian daun.
Daun pisang (M. paradisiaca)
merupakan contoh daun lengkap karena memiliki keempat komponen daun yaitu pelepah daun (vagina),
tangkai daun (petiolus), helai daun (lamina) dan pertulangan daun (venation). daun pisang merupakan daun
tunggal karena hanya terdiri satu helaian daun pada satu tangkai. Karakteristik
lain dari daun ini adalah pangkal daun meruncing, tepi daun rata, tulang
daunnya sejajar, ujung daunnya tumpul, memiliki daging daun yang tebal serta
permukaan daun mengkilap karena mengandung lapisan lilin atau kutikula.
Daun kembang sepatu (H. rosa-sinensis) merupakan daun
tunggal karena hanya terdiri datu helaian pada tangkaiannya serta merupakan
daun tidak lengkap karena hanya terdiri atas helaian daun, tangkai daun dan
pertulangan daun. Morfologi dari daun kembang sepatu ini adalah daun berbentuk
bulat telur dengan tepi daun bergerigi, tulang daun melengkung, ujung daun
meruncing, daging daun tipis seperti selaput serta permukaan daunnya licin.
Daun kapuk randu (C. patandra) merupakan daun tunggal karena
hanya terdiri datu helaian pada tangkaiannya meskipun terlihat banyak
dikarenakan model pertulangannya yang menjari serta merupakan daun tidak
lengkap karena hanya terdiri atas helaian daun, tangkai daun dan pertulangan
daun. Bangun daun berbentuk lonjong, ujung daun meruncing, pangkal daun cekung,
tepi daun rata, permukaan daun mengkilap mengandung kutikula serta daging daun
yang tipis seperti selaput.
Daun jambu biji (P. guajava) merupakan daun tunggal karena
hanya terdiri datu helaian pada tangkaiannya serta merupakan daun tidak
lengkap. Tiper pertulangan daun ini adalah menyirip, bangun daun berbentuk
jorong, ujung daun tumpul, pangkal daun meruncig, tepi daun rata, permukaan
daun mengkerut serta tebal. Daun sirih (P. ningrum) memiliki bentuk daun
delta, tulang daun melengkung, pangkal daun tumpul, tepi daun rata, daging daun
tipis seperti kertas serta permukaan helai daun yang mengkilat.
Daun keluwih (Artocarpus communis) merupakan daun tidak lengkap atau daun tunggal
kerena hanya terdiri dari tungkai daun, helaian daun, tulang daun, ujung daun
dan tepi daun dengan bentuk ujung daun yang terlihat berbentuk runcing. Daun jarak (Ricinus
communis L.) adalah daun tunggal yang tergolong daun tidak lengkap,
karena pada bagian daunnya hanya memiliki tangkai daun dan helaian daun, tidak
terdapat pelepah/upih daun. Daun ini mempunyai bangun bulat, ujung daun yang
meruncing, pangkal daun yang membulat, tepi daun yang bergerigi ganda, daging
daun yang tipis lunak, permukaan atas yang licin dan bawah yang kasar, serta
berwarna hijau kemerah-merahan. Tulang-tulang cabang yang dimilliki daun jarak
adalah bertulang menjari.
Daun
belimbing wuluh (Averchoa bilimbi)termasuk
daun majemuk karena terdiri dari beberapa helai daun yang tumbuh pada satu
tangkai daun. Daun belimbing wuluh juga merupakan daun yang tidak lengkap
karena tidak memiliki pelepah daun
dan mempunyai ujung daun yang membulat. Daun sikejut (Mimosa pudica L.) merupakan daun majemuk dan termasuk daun tidak lengkap karena
hanya terdiri dari tangkai daun, tulang daun, helai daun, ujung daun dan tepi
daun. Daun sikejut merupakan daun yang sangat sensitive terhadap rangasangan
dari luar, jika daun ini mendapat rangsangan dari luar maka daun ini akan
tertutup.
Daun kelor merupakan tanaman yang berdaun
majemuk menyirip gasal rangkap tiga tidak sempurna karena masih ada anak daun
yang duduk pada ibu tangkai. Tumbuhan ini dikatakan majemuk karena terdapat
beberapa tangkai cabang dan tiap cabangnya terdiri dari satu atau lebih helaian
daun, dikatakan menyirip karena anak daunnya berada disebelah kanan dan kiri
ibu tangkai daun sehingga tersusun seperti sirip ikan, di katakan gasal karena
terdapat anak daun yang menutupi ujung ibu tangkainya dan dikatakan rangkap tiga
tidak sempurna karena memiliki lagi cabang-cabang yang terbagi tiga dan pada
tiap tangkai ada anak daun lagi.
Daun asam (Tamarindus
indica L) termaksud daun majemuk menyirip dan termaksud daun ganda genap
karena memiliki pasangan dibagian, posisi daunnya berselang seling, daun
penumpu menyerupai pita meruncing, anak daun lonjong menyempit, tepi daun rata
dengan bagian pangkal miring dan membundar.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dapat
disimpulkan bahwa setiap daun memiliki ciri morfologi yang berbeda sehingga
menjadi pembeda antara spesies satu dengan spesies lain. Berdasarkan sifatnya,
daun terdiri atas daun lengkap dan daun tidak lengkap. Daun lengkap adalah daun
yang memiliki empat komponen yaitu pelepah
daun (vagina), tangkai daun (petiolus), helai daun (lamina) dan pertulangan daun (venation) contohnya daun pisang (M.
paradisiaca), Sedangkan daun tidak lengkap adalah daun yang tidak memiliki
salah satu dari empat komponen tersebut. Berdasarkan kejadiannya, daun
dibedakan atas daun tunggal yaitu setiap tangkai daun hanya terdiri dari satu
helaian daun dan daun majemuk yaitu setiap tangkai memiliki lebih dari satu
helaian daun.
Daun memiliki
bagian-bagian yaitu bangun daun, ujung daun, pangkal daun, tulang daun, tepi
daun, daging daun, permukaan helaian daun dan upih daun pada daun tidak
lengkap. Daun tunggal memiliki tambahan bagian yaitu pertulangan daun sedangkan
pada daun majemuk tulang daun terbagi atas ibu tulang daun dan anak tulang
daun.
5.2 Saran
Saran saya pada praktikum kali ini yang pertama adalah
praktikan harus lebih tertib dan memanfaatkan waktu dengan efisien, kedua
adalah asisten pembimbing harus mengkordinir masing-masing kelompok praktikannya.
DAFTAR PUSTAKA
Sarjani M., Mawardi S,. Pandia E., Wulandari D. 2017. Identifikasi Morfologi Dan
Anatomi Tipe Stomata Famili Piperaceae Di Kota Langsa. Jurnal
IPA dan Pembelajaran IPA (JIPI).
1(2):182-183.
Latifa R. 2015. Karakter Morfologi Daun Beberapa
Jenis Pohon Penghijauan Hutan Kota Dikota Malang. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi. 1(1):667-668.
Moekti. 2009. Daun dan Alat Tambahan.
UM Press. Malang.
Tambaru E. 2015. Identifikasi Karakteristik Morfologi dan Anatomi Stomata Flacortia
Inermis Roxb. Di Kawasan Kampus Unhas Tamalanrea Makassar. Jurnal
Alam dan Lingkungan. 6(11):1-5.
Rinny.n2010.nMorfologinDaunn(strukturtumbuhan).http://kumpulantugasrinny.blogspot.com/2013/05/morfologi-daun-struktur-tumbuhan.html.
Akses pada Rabu, 24 oktober 2018.
Kusdianti. 2013. Website:http:///file.upi.edu/direktori/FMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/R.kusdianti/handout_mortum_1.pdf. Akses
pada tanggal 25 oktober 2018.