Jumat, 09 November 2018

laporan praktikum "Morfologi Daun"


   LAPORAN MINGGUAN  PRAKTIKUM BOTANI
“Morfologi Daun”






Oleh:

SURYANINGSIH
NIM. D1B118044






PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2018
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Morfologi tumbuhan merupakan ilmu yang mempelajari bentuk fisik dan struktur tubuh dari tumbuhanmorfologi berasal dari bahasa latin yaitu  morphus yang berarti wujud atau bentuk, dan logos yang berarti ilmu. Morfologi tumbuhan berguna untuk mengidentifikasi tumbuhan secara visual, dengan begitu keragaman tumbuhan  yang  sangat  besar  dapat  dikenali dan diklasifikasikan  serta  diberi nama yang tepat untuk setiap kelompok yang terbentuk. Definisi dari morfologi tumbuhan adalah studi tentang perkembangan bentuk, dan struktur tumbuhan, yang berimplikasi upaya untuk menginterpretasi berdasarkan kesamaan asal dan tujuan. Fokus dari morfologi tumbuhan adalah bentuk dan susunan luar tubuh tumbuhan pada tumbuhan yang telah terdiferensiasi yang termasuk dalam kelompok kormus (Cormophyta). Secara morfologi tumbuhan terdiri atas tiga organ utama yaitu akar, batang dan daun.
Daun adalah organ yang sangat penting bagi tumbuhan dalam menjelaskan berbagai proses fisiologi dan biokimia untuk memproduksi biomassa sebagai sumber energi bagi organisme lainnya termasuk manusia. Secara umum, daun berwarna hijau karena mengandung klorofil sebagaimana fungsinya yaitu sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis.
Setiap tumbuhan memiliki ciri-ciri dan karakteristik daun masing-masing sehingga membedakannya dengan tumbuhan lain. Berdasarkan sifatnya, daun dapat dibedakan atas daun lengkap dan daun tidak lengkap. Daun lengkap memiliki empat komponen utama yaitu pelepah daun (vagina), tangkai daun (petiolus), helai daun (lamina) dan pertulangan daun (venation). Sedangkan daun tidak lengkap adalah daun yang tidak memiliki salah satu dari empat komponen tersebut. Tumbuhan yang memiliki daun lengkap sangat sedikit jumlahnya. Kebanyakan daun hanya terdiri atas: daun bertangkai yaitu hanya memiliki tangkai daun, helaian daun dan pertulangan daun, daun berupih hanya memiliki upih, helaian dan pertulangan daun, daun duduk hanya terdiri atas helaian dan pertulangan daun, daun tangkai, terdiri atas tangkai daun yang pipih seperti helaian daun.
Daun memiliki bentuk yang berbeda-beda yaitu dapat berbentuk bulat, membulat, segi tiga, delta, memanjang dan garis dengan tepi daun yang bedbeda pula ada bergerigi, berombak, rata dan beringgit. Demikian halnya dengan pangkal daun, permukaan heaian daun memiliki tipe yang beragam diantara spesies tumbuhan. Berdasarkan kejadiannya maka daun dibedakan atas daun tunggal dan daun majemuk. Daun tuggal adalah daun yang setiap tangkai daun hanya terdiri atas helaian daun, sedangkan daun majemuk apabila lebih dari satu helaian daun. Daun majemuk dapat berupa daun majemuk menyirip (genap, gasal, berpasangan, berselang seling dan beranak daun), daun majemuk menjari (beranak daun 1, 2, 3, 5, dan 7), daun majemuk bangun kaki dan daun majemuk campuran.
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan praktikum tentang morfologi daun guna mengetahui tipe daun dan susunan daun dari berbagai macam jenis daun yang berbeda.

1.2  Tujuan dan Kegunaan
            Tujuan dilakukannya praktikum ini agar memberi pengalaman kepada praktikan dalam melakukan pengamatan terhadap berbagai macam tipe daun tunggal dan daun majemuk dan memberi kemampuan kepada praktikan untuk mendeskripsikan bermacam tipe daun tunggal dan majemuk serta mengenal bsusunan daun majemuk dan bermacam duduk daun.
            Kegunaan dilakukannya praktikum ini untuk dapat mengetahui berbagai macam tipe daun tunggal dan duan majemuk dan praktikan mampu mendeskripsikan berbagai macam tipe daun tunggal  dan daun majemuk serta dapat mengenali susunan daun majemuk serta berbagai macam daun majemuk.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Morfologi tumbuhan merupakan ilmu yang mempelajari bentuk fisik dan  struktur tubuh dari tumbuhan, morfologi berasal dari bahasa latin morphus yang berarti wujud atau bentuk. Untuk mengidentifikasi spesies tumbuhan, salah satu faktor yang dapat dijadikan sebagai rujukan yaitu kesamaan bentuk morfologi yang dimiliki antara satu spesies dengan spesies lainnya. Pada tumbuhan yang  sama jenisnya  perbedaan bentuk dan ukuran daun antara tumbuhan muda dan tumbuhan dewasa juga penting, sebab morfologi tumbuhan yang masih muda memiliki bentuk morfologi yang berbeda dengan tumbuhan dewasa. Hal ini dikarenakan tumbuhan muda pertumbuhan dan perkembangan baik struktur morfologi maupun anatomi belum berkembang secara lengkap (Sarjani dkk, 2017).
Daun adalah organ yang sangat penting bagi tumbuhan karena merupakan aparatus yang berperan dalam berbagai proses fisiologi dan biokimia bagi kelangsungan hidup tumbuhan (Moekti, 2009).
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya berwarna hijau (mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahari melalui fotosintesis. Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, ia harus memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya menjadi energi kimia (Rinny, 2010).
Daun sempurna tersusun dari tiga bagian pelepah, tangkai dan helai daun. Pelepah daun mendudukkan daun pada batang. Tangkai daun menghubungkan pelepah atau batang dengan helai daun. Helai daun merupakan bagian terpenting dari kebanyakan daun karena di sinilah fungsi utama daun sebagai organ fotosintetik paling dominan bekerja. Bentuk helai daun sangat beragam, namun biasanya berupa helaian, bisa tipis atau tebal. Gambaran dua dimensi daun digunakan sebagai pembeda bagi bentuk-bentuk daun. Bentuk dasar daun membulat, dengan variasi cuping menjari atau menjadi elips dan memanjang. Bentuk ekstremnya bisa meruncing panjang. Perhiasan daun bermacam-macam. Permukaan daun dapat ditumbuhi oleh rambut-rambut kecil. Di antara pangkal daun atau tangkai daun seringkali dihiasi dengan daun penumpu (Marsha, 2010).
Bentuk daun pada dasarnya dinyatakan berdasarkan bentuk dari  helaianya tanpa dipengaruhi oleh ada tidaknya torehan pada tepi daun. Istilah    menyatakan
 bentuk daun tersebut biasanya digunakan kata yang umum     untuk    menyatakanbentuk  suatu benda.  Selain  bentuk  helain  daun,  apeks  dan pangkal  daun  juga memperlihatkan bentuk yang beranekaragam (Kusdianti, 2013).
Daun tumbuhan memiliki bentuk dan ukuran yang bervariasi, mulai dari yang berbentuk duri kecil pada kaktus hingga yang berbentuk lebar pada palm. Sekalipun bentuk dan ukuran daun tampak bervariasi, pada dasarnya daun terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian basal yang berkembang menjadi pelepah (vagina), tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina). Daun yang memiliki ketiga bagian tersebut dinamakan daun lengkap. Pada sebagian besar tumbuhan, daun hanya terdiri dari satu atau dua bagian saja, yakni helai daun saja, tangkai dan helai daun, pelepah dan helai daun, atau tangkai daun saja. Daun-daun yang demikian dinamakan sebagai daun tak lengkap (Latifa, 2015).
Tulang-tulang daun adalah bagian daun yang berfungsi untuk member kekuatan pada daun atau sebagai penguat dan jalan untuk pengangkutan zat-zat. Menurut besar kecilnya tulang-tulang daun dibedakan dalam tiga macam, yaitu: ibu tulang daun (costa), tulang-tulang cabang (nervus lateratis), dan urat-urat daun (vena). Berdasarkan arah tulang-tulang daun cabang yang besar pada helaian daun, dapat dibedakan beberapa macam susunan tulang daun dan berdasarkan susunan tulangnya dapat dibedakan menjadi empat golongan, yaitu daun-daun yang bertulang menyirip (pennanervis), daun-daun yang tertulang menjari (palminervis), daun-daun yang bertulang melengkung (cervinervis), dan daun- daun yang bertulang sejajar atau bertulang lurus (rectivernis) (Buckman, 2010).
Morfologi daun tipis dengan permukaan daun licin menglikap, tepi daun bergelombang dan jumlah stomata yang banyak pada daun tanaman pohon Flacourtia inermis Roxb, ciri spesifik yang dijumpai pada tanaman ini yaitu dapat berpotensi dalam mengurangi polusi di udara seperti CO2 dan polusi debu (Tambaru, 2015).

BAB 3 METODE PRAKTIKUM
3.1 Tempat dan Waktu
Kegiatan pratikum ini dilaksankan di Laboratorium Agroteknologi Unit Agronomi Fakultas Universitas Halu Oleo, pada hari Selasa, 23 Oktober 2018 pukul 08.00 WITA sampai selesai.

3.2 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah daun tunggal yang terdiri dari daun pisang (Musa paradisiaca L.), daun kembang sepatu (Hibicus rosa-sinensis L.), daun kapuk randu ( Ceiba petandra Gaertz.), daun jambu biji (Psidium guajava L.), daun sirih (Piper nigrum L.), daun terung (Solanum mongolena L.), daun keluwi (Artocorpus communis) dan daun jarak ( Ricinus communis L.). Daun majemuk yang terdiri dari daun belimbing wuluh (Averchoa bilimbi), daun sikejut (Mimosa pudica L.), daun kelor (Moringa oliefera Lamk.) dan daun asam (Tamarindus indica L.). 
Alat yang digunakan adalah kertas HVS ukuran A4, pensil, penghapus dan pulpen.

3.3 Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada pengamatan daun tunggal dan daun majemuk sebagai berikut:
1.    Menulis nama bahan dan nama familinya
2.    Menggambar bagian-bagian daun lengkap dan daun tidak lengkap dengan keterangan-keterangan bahasa Indonesia dan bahasa latin: upih daun, tangkai daun, helai daun dan lidah daun.
3.   Menggambar daun dari tiap-tiap bahan dan sebutkan :
-       Bangun daun (Circumoriptio) antar lain: bulat, perisai, jorong, bulat memanjang, lancet, bulat telur, segitiga, delta dan lain-lain. Ujung daun (Apex) yaitu: runcing, tumpul, membulat terbelah, meruncing dan lain-lain.
-       Pangkal daun (Basis) yaitu: runcing, tumpul, membulat, rompang dan lain-lain.Tulang daun (Nervus) atau pertualangan daun (Nervati) yaitu: bertulang, menyirip, bertulang menjari, bertulang melengkung dan sejajar.
-       Tepi daun (Margo) yaitu: rata, bergerigi, berombak, berlekuk menyerip dan lain-lain. Daging daun (Intervenium) yaitu: tipis seperti selaput, seperti kertas,tipis lunak, berdaging dan lain-lain. Permukaan helaian daun yaitu: licin, berkerut, mengkilat dan lain-lain.


BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan pada praktikum ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.1 : Pengamatan tipe dan bentuk daun tunggal
No
Nama Tanaman
Gambar
Keterangan
1.


Daun pisang
(Musa paradisiaca L.)






1.      Pelepah daun
2.      Tangkai daun
3.      Pangkal daun
4.      Helai daun
5.      Tepi daun
6.      Tulang daun
7.      Ujung daun
8.      Pertulangan daun
2.



Daun kembang sepatu
 (Hibiscus rosa-sinensis L.)






1.      Upih
2.      Tangkai daun
3.      Pangkal daun
4.      Helai daun
5.      Tepi daun
6.      Tulang daun
7.      Ujung daun
8.      Pertulangan daun
3.




Daun kapuk randu
(Ceiba patandra Gaertz.)








1.      Upih
2.      Tangkai daun
3.      Pangkal daun
4.      Helai daun
5.      Tepi daun
6.      Tulang daun
7.      Ujung daun
8.      Pertulangan daun
4.





Daun jambu biji
(Psidium guajava L.)

1.      Upih
2.      Tangkai daun
3.      Pangkal daun
4.      Helai daun
5.      Tepi daun
6.      Tulang daun
7.      Ujung daun
8.      Pertulangan daun
5.




Daun sirih
(Piper nigrum L.)







1.      Upih
2.      Tangkai daun
3.      Pangkal daun
4.      Helai daun
5.      Tepi daun
6.      Tulang daun
7.      Ujung daun
8.      Pertulangan daun
6.




Daun terung
(Solanum melongena L.)







1.      Upih
2.      Tangkai daun
3.      Pangkal daun
4.      Helai daun
5.      Tepi daun
6.      Tulang daun
7.      Ujung daun
8.      Pertulangan daun
7.




Daun Kluwih
(Arthocarpus communis)






1.      Upih
2.      Tangkai daun
3.      Pangkal daun
4.      Helai daun
5.      Tepi daun
6.      Tulang daun
7.      Ujung daun
8.      Pertulangan daun
8.
Daun jarak
(Ricinus communis)











1.       Upih
2.      Tangkai daun
3.      Pangkal daun
4.      Helai daun
5.      Tepi daun
6.      Tulang daun
7.      Ujung daun
8.Pertulangan daun

Tabel 1.2 : Pengamatan tipe dan bentuk daun majemuk
No
Nama Tanaman
Gambar
Keterangan
1.
Daun belimbing wuluh
(Avercoa bilimbi)







1.      Upih
2.      Tangkai daun
3.      Pangkal daun
4.      Helai daun
5.      Tepi daun
6.      Ibu tulang daun
7.      Anak tulang daun
8.      Ujung daun
2.


Daun sikejut
(Mimosa pudica)




1.      Upih
2.      Tangkai daun
3.      Pangkal daun
4.      Helai daun
5.      Tepi daun
6.      Ibu tulang daun
7.      Anak tulang daun
8.      Ujung daun
3.
Daun kelor
(Moringa oleifera Lamk.)



1.      Upih
2.      Tangkai daun
3.      Pangkal daun
4.      Helai daun
5.      Tepi daun
6.      Ibu tulang daun
7.      Anak tulang daun
8.      Ujung daun
4.
Daun asam
(Tomarindus Indica L.)







1.      Upih
2.      Tangkai daun
3.      Pangkal daun
4.      Helai daun
5.      Tepi daun
6.      Ibu tulang daun
7.      Anak tulang daun
8.      Ujung daun

1.2  Pembahasan
Definisi dari morfologi tumbuhan adalah studi tentang perkembangan bentuk, dan struktur tumbuhan, yang berimplikasi upaya untuk menginterpretasi berdasarkan kesamaan asal dan tujuan. Fokus dari morfologi tumbuhan adalah bentuk dan susunan luar tubuh tumbuhan pada tumbuhan yang telah terdiferensiasi yang termasuk dalam kelompok kormus (Cormophyta). Secara morfologi tumbuhan terdiri atas tiga organ utama yaitu akar, batang dan daun.
Bentuk daun beraneka ragam sehingga sering digunakan untuk mengenali jenis tumbuhan. Bentuk umum daun ditentukan berdasarkan letak bagian daun yang terlebar, perbandingan lebar dengan panjang helai daun dan pertemuan antara helai daun dengan tangkai daun, bentuk pangkal, ujung dan tepi daun. Keragaman daun juga dapat dilihat pada susunan pertulangan daun, ketebalan helai daun dan warna serta bagian permukaannya.
Dalam satu struktur daun terdiri dari satu pelepah daun, satu tangkai daun dan satu helaian daun. Pada keadaan lain, setangkai daun tidak memiliki satu buah helaian daun, tetapi memiliki jumlah helaian lebih dari satu. Struktur seperti ini dikenal sebagai daun majemuk (folium compositum). Daun majemuk merupakan modifikasi dari daun tunggal, dimana dalam setiap satu tangkai daun terdiri dari beberapa daun yang disebut anak daun.
Perbedaan antara daun majemuk dan daun tunggal yaitu daun tunggal(folium simplex) yaitu dimana pada tangkai daun (petiolus) hanya terdapat satu helaian daun (lamina) saja. Daun majemuk (folium kompositum) yaitu dimana pada tangkai daun (petiolus) terdapat cabang-cabang yang memiliki helaian daun (lamina), sehingga dalam satu batang terdapat lebih dari satu helaian daun.
Daun pisang (M. paradisiaca) merupakan contoh daun lengkap karena memiliki keempat komponen daun yaitu pelepah daun (vagina), tangkai daun (petiolus), helai daun (lamina) dan pertulangan daun (venation). daun pisang merupakan daun tunggal karena hanya terdiri satu helaian daun pada satu tangkai. Karakteristik lain dari daun ini adalah pangkal daun meruncing, tepi daun rata, tulang daunnya sejajar, ujung daunnya tumpul, memiliki daging daun yang tebal serta permukaan daun mengkilap karena mengandung lapisan lilin atau kutikula.
Daun kembang sepatu (H. rosa-sinensis) merupakan daun tunggal karena hanya terdiri datu helaian pada tangkaiannya serta merupakan daun tidak lengkap karena hanya terdiri atas helaian daun, tangkai daun dan pertulangan daun. Morfologi dari daun kembang sepatu ini adalah daun berbentuk bulat telur dengan tepi daun bergerigi, tulang daun melengkung, ujung daun meruncing, daging daun tipis seperti selaput serta permukaan daunnya licin.
Daun kapuk randu (C. patandra) merupakan daun tunggal karena hanya terdiri datu helaian pada tangkaiannya meskipun terlihat banyak dikarenakan model pertulangannya yang menjari serta merupakan daun tidak lengkap karena hanya terdiri atas helaian daun, tangkai daun dan pertulangan daun. Bangun daun berbentuk lonjong, ujung daun meruncing, pangkal daun cekung, tepi daun rata, permukaan daun mengkilap mengandung kutikula serta daging daun yang tipis seperti selaput.
Daun jambu biji (P. guajava) merupakan daun tunggal karena hanya terdiri datu helaian pada tangkaiannya serta merupakan daun tidak lengkap. Tiper pertulangan daun ini adalah menyirip, bangun daun berbentuk jorong, ujung daun tumpul, pangkal daun meruncig, tepi daun rata, permukaan daun mengkerut serta tebal. Daun sirih (P. ningrum) memiliki bentuk daun delta, tulang daun melengkung, pangkal daun tumpul, tepi daun rata, daging daun tipis seperti kertas serta permukaan helai daun yang mengkilat.
Daun keluwih (Artocarpus communis) merupakan daun tidak lengkap atau daun tunggal kerena hanya terdiri dari tungkai daun, helaian daun, tulang daun, ujung daun dan tepi daun dengan bentuk ujung daun yang terlihat berbentuk runcing. Daun jarak (Ricinus communis L.) adalah daun tunggal yang tergolong daun tidak lengkap, karena pada bagian daunnya hanya memiliki tangkai daun dan helaian daun, tidak terdapat pelepah/upih daun. Daun ini mempunyai bangun bulat, ujung daun yang meruncing, pangkal daun yang membulat, tepi daun yang bergerigi ganda, daging daun yang tipis lunak, permukaan atas yang licin dan bawah yang kasar, serta berwarna hijau kemerah-merahan. Tulang-tulang cabang yang dimilliki daun jarak adalah bertulang menjari.
Daun belimbing wuluh (Averchoa bilimbi)termasuk daun majemuk karena terdiri dari beberapa helai daun yang tumbuh pada satu tangkai daun. Daun belimbing wuluh juga merupakan daun yang tidak lengkap karena tidak memiliki pelepah daun dan mempunyai ujung daun yang membulat. Daun sikejut (Mimosa pudica L.) merupakan daun majemuk dan termasuk daun tidak lengkap karena hanya terdiri dari tangkai daun, tulang daun, helai daun, ujung daun dan tepi daun. Daun sikejut merupakan daun yang sangat sensitive terhadap rangasangan dari luar, jika daun ini mendapat rangsangan dari luar maka daun ini akan tertutup.
  Daun kelor merupakan tanaman yang berdaun majemuk menyirip gasal rangkap tiga tidak sempurna karena masih ada anak daun yang duduk pada ibu tangkai. Tumbuhan ini dikatakan majemuk karena terdapat beberapa tangkai cabang dan tiap cabangnya terdiri dari satu atau lebih helaian daun, dikatakan menyirip karena anak daunnya berada disebelah kanan dan kiri ibu tangkai daun sehingga tersusun seperti sirip ikan, di katakan gasal karena terdapat anak daun yang menutupi ujung ibu tangkainya dan dikatakan rangkap tiga tidak sempurna karena memiliki lagi cabang-cabang yang terbagi tiga dan pada tiap tangkai ada anak daun lagi.
Daun asam (Tamarindus indica L) termaksud daun majemuk menyirip dan termaksud daun ganda genap karena memiliki pasangan dibagian, posisi daunnya berselang seling, daun penumpu menyerupai pita meruncing, anak daun lonjong menyempit, tepi daun rata dengan bagian pangkal miring dan membundar.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
            Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa setiap daun memiliki ciri morfologi yang berbeda sehingga menjadi pembeda antara spesies satu dengan spesies lain. Berdasarkan sifatnya, daun terdiri atas daun lengkap dan daun tidak lengkap. Daun lengkap adalah daun yang memiliki empat komponen yaitu pelepah daun (vagina), tangkai daun (petiolus), helai daun (lamina) dan pertulangan daun (venation) contohnya daun pisang (M. paradisiaca), Sedangkan daun tidak lengkap adalah daun yang tidak memiliki salah satu dari empat komponen tersebut. Berdasarkan kejadiannya, daun dibedakan atas daun tunggal yaitu setiap tangkai daun hanya terdiri dari satu helaian daun dan daun majemuk yaitu setiap tangkai memiliki lebih dari satu helaian daun.
            Daun memiliki bagian-bagian yaitu bangun daun, ujung daun, pangkal daun, tulang daun, tepi daun, daging daun, permukaan helaian daun dan upih daun pada daun tidak lengkap. Daun tunggal memiliki tambahan bagian yaitu pertulangan daun sedangkan pada daun majemuk tulang daun terbagi atas ibu tulang daun dan anak tulang daun.

5.2 Saran
Saran saya pada praktikum kali ini yang pertama adalah praktikan harus lebih tertib dan memanfaatkan waktu dengan efisien, kedua adalah asisten pembimbing harus mengkordinir masing-masing kelompok praktikannya.


DAFTAR PUSTAKA

Sarjani M., Mawardi S,. Pandia E.,  Wulandari D. 2017. Identifikasi Morfologi Dan Anatomi Tipe Stomata Famili Piperaceae Di Kota Langsa. Jurnal IPA dan Pembelajaran IPA (JIPI). 1(2):182-183.

Latifa R. 2015. Karakter Morfologi Daun Beberapa Jenis Pohon Penghijauan Hutan Kota Dikota Malang. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi. 1(1):667-668.

Moekti. 2009. Daun dan Alat Tambahan. UM Press. Malang.
Tambaru E. 2015. Identifikasi Karakteristik Morfologi dan Anatomi Stomata Flacortia Inermis Roxb. Di Kawasan Kampus Unhas Tamalanrea Makassar. Jurnal Alam dan Lingkungan. 6(11):1-5.
Rinny.n2010.nMorfologinDaunn(strukturtumbuhan).http://kumpulantugasrinny.blogspot.com/2013/05/morfologi-daun-struktur-tumbuhan.html. Akses pada Rabu, 24 oktober 2018.
Marsha. 2010. Daun. http://marsha.com/daun.html. Akses pada tanggal 24 Oktober 2018.
Kusdianti.  2013. Website:http:///file.upi.edu/direktori/FMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/R.kusdianti/handout_mortum_1.pdf. Akses pada tanggal 25 oktober 2018.